Kondisi dan Inovasi Pertanian Indonesia

Indonesia merupakan negara agraris dengan luas lahan pertanian besar, tentunya untuk memenuhi kebutuhan penduduk indonesia sebanyak 200 juta jiwa, ketersediaan pangan perlu diperhatikan, namun faktanya sektor pertanian masih belum mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah. Indonesia seharusnya dapat menjadi negara maju bahkan melalui sektor pertanian dengan meningkatkan produktivitas hasil pertanian diharapkan indonesia dapat menjadi lumbung pangan dunia. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting  dalam pembangunan ekonomi negara ini. Sektor ini (seharusnya) memberikan banyak kontribusi terhadap kehidupan bangsa ini. Lalu, mengapa pertanian dianggap sangat penting di negara kita ini?  Hal ini terjadi karena pertanian: (1) Sebagai sumber devisa negara;(2) Sebagai sumber pendapatan penduduk;(3) Sebagai sumber penyediaan bahan baku industri;(4) Sebagai sektor penyediaan lapangan pekerjaan;(5) Sebagai sektor yang mempegaruhi pembangunan nasional;(6) Sebagai sektor untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.

Dengan beberapa kontribusi dan peranannya yang sangat sentral, sektor pertanian seharusnya mendapatkan perhatian yang sangat khusus dari pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di dunia pertanian  harus diatasi setahap demi setahap dan secara berkesinambungan agar Indonesia menjadi negara yang bebas impor, Pertanian di Indonesia saat ini memiliki beberapa masalah dalam bidang ekonomi. Masalah merupakan sesuatu hal yang bersifat menghambat dan berpengaruh negatif pada sesuatu hal tersebut dan perlu adanya sebuah solusi dalam mengatasinya. Masalah juga ada pada beberapa bidang salah satunya yaitu bidang ekonomi.  Pengertian dari ekonomi adalah suatu hal yang membahas mengenai produksi, distribusi atau pemasaran serta sebuah usaha dalam memenuhi kebutuhan untuk mencapai sebuah kesejahterahaan. Masalah ekonomi juga terbagi menjadi beberapa sektor, salah satunya adalah masalah ekonomi sektor pertanian. 

Perekonomian pertanian yaitu semua hal yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dalam bidang pertanian, jadi masalah perekonomian pertanian yaitu sesuatu hal yang berpengaruh negatif atau menghambat yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan bidang pertanian. Ekonomi pertanian memiliki banyak permasalahan di dalamnya terkait dengan lahan, usahatani, modal, sara prasarana, kelembagaan, harga serta, proses permintaan dan penawaran.  Permasalahan ini sering terjadi pada komoditas-komoditas pangan seperti padi dan hortikultura. Sumber daya lahan menjadi sebuah masalah karena lahan pertanian dalam pengembangannya tidak menunjukkan adanya perluasan yang stabil bahkan semakin hari semakin mengalami pengurangan.

Penduduk Indonesia yang semakin bertambah sehingga lahan pertanian beralih fungsi menjadi lahan pemukiman adalah salah satu penyebab dari permasalahan berkurangnya sumber daya lahan pertanian terutama pada komoditas padi dan hortikltura. Sumber daya lahan sebagai lahan pertanian yang berkurang, memiliki keterbalikan dengan kebutuhan pangan yang berkualiatas mengalami peningkatan sehingga hal ini menjadi sebuah permasalahan. Ekonomi perrtanian pada komoditas padi dan hortikultura juga memiliki permasalahan dalan usahataninya dan behubungan dengan sarana prasarana yang terkait.

Penerapan pertanian konvensional pada awalnya mampu meningkatkan produktivitas pertanian dan pangan secara nyata, sehingga mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia. Tetapi ternyata diketahui kemudian efisiensi produksi semakin lama semakin menurun karena pengaruh umpan balik berbagai dampak samping yang merugikan. Untuk memecahkan masalah-masalah tersebut, para pakar mengeluarkan gagasan mengenai pertanian berkelanjutan. Dengan konsep pertanian berkelanjutan diharapkan sistem pertanian dapat bertahan sesuai dengan perkembangan zaman, yaitu untuk memenuhi kebutuhan manusia pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Food and Agriculture Organization (FAO) mendefinisikan pertanian ber kelanjutan sebagai manajemen dan konservasi basis sumberdaya alam, dan orientasi perubahan teknologi dan kelembagaan guna menjamin tercapainya dan terpuaskannya kebutuhan manusia generasi saat ini maupun mendatang. Pembangunan pertanian berkelanjutan menkonservasi lahan, air, sumberdaya genetik tanaman maupun hewan, tidak merusak lingkungan, tepat guna secara teknis, layak secara ekonomis, dan diterima secara sosial (FAO, 1989). Sedangkan Thrupp (1996) menjelaskan pertanian perkelanjutan sebagai praktek-praktek pertanian yang secara ekologi layak, secara ekonomi menguntungkan, dan secara sosial dapat dipertanggung jawabkan, dalam pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa petanian berkelanjutan bertumpu pada 3 pilar, yaitu ekologi, ekonomi, dan sosial. 

Untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian, teknologi diperlukan selama budidaya, penanganan pasca panen, dan pengolahan hasil pertanian. Untuk meningkatkan daya saing di mata konsumen dan laba dari produk-produk pertanian, teknologi juga diperlukan selama distribusi dan penjualan (penyajian). Dapat disimpulkan bahwa teknologi diperlukan sejak berada di lahan hingga disajikan di hadapan konsumen (from farm to table). Teknologi tersebut diperlukan untuk mendukung pelaksanaan setiap tahap farm to table, yaitu good farming practices (cara bertani yang baik), good handling practices (cara penanganan hasil panen yang baik), good manufacturing practices (cara pengolahan hasil pertanian yang baik), good distribution practices (cara pengangkutan hasil pertanian yang baik), dan good retailing practices (cara penyajian yang baik untuk konsumen).

Pertanian berkelanjutan ini tidak lepas dari pemanfaatan teknologi, tiga pilar pertanian berkelanjutan penting untuk mengaplikasikan teknologi yang berkaitan langsung dengan bidang pertanian maupun bidang lain. Teknologi ini harus mampu memacu peningkatan nilai tambah (value added), daya saing (competitiveness), dan keuntungan (profit/benefit) produk pertanian. Organ teknologi yang diperlukan adalah cara budidaya dan bertani secara berkelanjutan dilakukan dengan baik, penanganan hasil panen yang baik, pengolahan/pasca panen dan membangun sistem distribusi yang baik. Indikasi atau ukuran keberhasilan pelaksanaan teknologi tersebut adalah standar terhadap produk pertaniannya. Produk pertanian yang baik memenuhi kriteria kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Teknologi yang mampu mendaur ulang proses pemanfaatan (zero waste) dan pemanfaatan sumberdaya lokal serta diversifikasi merupakan salah satu bagian dari strategi penguatan teknologi.

Indonesia merupakan negara besar dan memiliki potensi untuk melaksanakan hal ini. Sumberdaya cukup melimpah dan didukung oleh iklim yang kondusif. Peran serta pengambil kebijakan lebih fokus dalam pembangunan bidang pertanian berkelanjutan akan mengenjot gairah perkembangan pertanian berkelanjutan. Pada masanya, produk petani Indonesia mampu menjadi daya saing global. Saat ini perhatian pemerintah sangat diperlukan untuk mendorong petani-petani di desa dengan menghadirkan teknologi pertanian modern dan penyuluh-penyuluh yang dapat membimbing petani dalam menerapkan sistem pertanian organik maupun pertanian terpadu, guna menciptakan merdeka ekspor produk pertanian indonesia.


Suci Nur Afeland

Mahasiswi Proteksi Tanaman Universitas Andalas

0 komentar:

Posting Komentar