Peran Proteksi Tanaman dalam pertanian berkelanjutan

Indonesia merupakan negara agraris yang sangat luas membentang dari sabang hingga merauke, memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah, maka tak heran jika indonesia bisa memproduksi hasil pertanian yang banyak, baru –baru ini dalam rangka memperingati 76 tahun indonesia merdeka, kementerian pertanian republik indonesia meluncurkan kegiatan merdeka ekspor hasil pertanian sebesar 672 ton atau senilai 7 triliun rupiah, hal ini tentu akan menguntungkan dan dapat mengangkat petani-petani yang ada diseluruh pelosok negeri.  Dalam aspek kehidupan kita, pertanian sangatlah penting untuk menyejahterakan rakyat. Pertanian mampu menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian Indonesia. Disaat pernan sektor riil dan industri melemah, sektor pertanian merupakan satu-satunya sektor yang terbukti masih dapat memberikan kontribusi pada perekonomian nasional. Perlu kita ketahui sektor pertanian menyumbang sekitar 17,3% menempati posisi kedua sesudah industri pengolahan, dilihat dari kontribusinya dalam pembentukan PDB pada tahun 2002. Namun hal tersebut tidak terlepas juga dari faktor-faktor yang menghalangi produktivitas pertanian, diantaranya adalah serangan opt atau organisme pengganggu tanaman yang menyebabkan kerugian ekonomi, sehingga kita harus menciptakan ketahanan pangan.

Ketahanan pangan ini pun berkorelasi dengan terwujudnya pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) dimana sumberdaya yang ada dimanfaatkan untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negative terhadap lingkungan seminimal mungkin. Keberlanjutan yang dimaksud meliputi penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas produksi, serta lingkungannya. Tidaklah berlebihan ada ungkapan bahwa :bumi ini bukanlah warisan nenek moyang kita, namun merupakan titipan anak cucu kita mendatang, yang mengandung makna kita mempunyai kewajiban untuk mengelola dan memelihara bumi (lahan) ini dengan sebaik-baiknya.

Faktor pembatas untuk mewujudkan ketahanan pangan tersebut salah satunya adalah serangan organisme penganggu tumbuhan (OPT) yang dapat menurunkan produksi maupun produktivitas hasil pertanian. Oleh karena itu, perlindungan tanaman seringkali berperan penting dan strategis dalam mendukung ketahanan pangan tersebut. Peran strategis dimaksud adalah menekan kehilangan hasil sehingga peningkatan produksi pangan tetap terjaga. Kualitas pun juga demikian. Langkah perlindungan tanaman ini lebih efektif lagi jika petani dilibatkan secara aktif. Oleh karena itu pemberdayaan petani sekaligus meningkatkan keterampilan terus dilakukan agar paham terhadap perlindungan tanaman tersebut. Dalam konsep ini, perlindungan tanaman dilaksanakan dengan memadukan berbagai teknik pengendalian OPT berdasarkan pertimbangan efektivitas, efisiensi dan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Dalam menekan kehilangan hasil dilakukan berbagai upaya, antara lain pemantauan serangan OPT dan dampak perubahan iklim (DPI), peramalan OPT dan kejadian bencan alam, serta informasi dini. Kemudian untuk mendukung peningkatan kualitas pangan dilakukan pula penerapan teknik pengendalian OPT yang ramah lingkungan, sehingga produk pertanian aman dikonsumsi dan tidak membahayakan lingkungan. Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan telah mewujudkan itu semua dengan melakukan inovasi dalam membuat formulasi pestisida organik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas untuk mengendalikan OPT dan mendukung pertanian berkelanjutan diantaranya yaitu Pestisida Nabati Micessla, OPIS, Asap cair dan pestisida hayati diantaranya Bacillus subtilis, Pseudomonas fluorescens, Beauveriabassiana, Trichoderma sp., dan Methariziumanisopliae. Pestisida organic tersebut terbuat dari tanaman maupun tumbuhan yang ada disekitar kita dan juga memanfaatkan musuh alami sehingga tidak hanya mampu mengendalikan OPT tetapi juga dapat meningkatkan ketahanan tubuh (imunitas) tanaman itu sendiri. Teknologi maupun inovasi tersebut sudah banyak diterapkan dan diadopsi oleh para petani dan mampu memberikan hasil yang efektif dan efisien. Dimana dengan mereka membuat pestisida sendiri maka ketergantungan petani terhadap pestisida kimia sintetik akan berkurang yang tentu saja akan berdampak terhadap pengurangan biaya usaha yang saat ini didominasi oleh pembelian pestisida untuk usaha perlindungan tanaman. Selain itu, dengan mengaplikasikan pestisida organic kekebalan atau resistensi OPT terhadap pestisida pun dapat dihindari.

Berkurangnya biaya untuk perlindungan tanaman akan membantu para petani untuk mewujudkan cita-cita bersama yaitu petani sejahtera. Tidak mudah mengubah mindset masyarakat dan pelaku utama, sehingga peran pelatihan menjadi penting untuk mengedukasi masyarakat secara bertahap. kegiatan yang diharapkan dapat menunjang dan memberikankontribusi dalam meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam jangkapanjang, meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidupmasyarakat pedesaan adalah Pengendalian Hama Terpadu merupakan suatu pendekatan untuk mengendalikanhama yang dikombinasikan dengan metode-metode biologi, budaya, fisik dankimia, dalam upaya untuk meminimalkan; biaya, kesehatan dan resiko-resikolingkungan. Adapun caranya dapat melalui;    Penggunaan insek, reptil atau binatang-binatang yang diseleksi untuk mengendalikan hama atau dikenal musuh alami hama, seperti Tricogama sp., sebagai musuh alami dari parasit telur dan parasit larva hama tanaman, menggunakan tanaman-tanaman “penangkap” hama, yang berfungsi sebagai pemikat (atraktan), yang menjauhkan hama dari tanaman utama, menggunakan drainase dan mulsa sebagai metode alami untuk menurunkan infeksi jamur, dalam upaya menurunkan kebutuhan terhadap fungisida sintetis, melakukan rotasi tanaman untuk memutus populasi pertumbuhan hama setiap tahun

Konsep pertanian berkelanjutan berorientasi pada tiga dimensi keberlanjutan, yaitu: keberlanjutan usaha ekonomi(profit), keberlanjutan kehidupan sosial manusia (people), dan keberlanjutan ekologi alam (planet).Dimensi ekonomi berkaitan dengan konsep maksimisasi aliran pendapatan yang dapat diperoleh dengan setidaknya mempertahankan asset produktif yang menjadi basis dalam memperoleh pendapatan tersebut. Indicator utama dimensi ekonomi ini ialah tingat efisiensi dan daya saing, besaran dan pertumbuhan nilai tambah dan stabilitas ekonomi. Dimensi ekonomi menekankan aspek pemenuhan nebutuhan ekonomi manusia baik untuk generasi sekarang ataupun mendatang.  Dimensi sosial adalah orientasi kerakyatan, berkaitan dengan kebutuhan akan kesejahteraan sosial yang dicerminkan oleh kehidupan sosial yang harmonis (termasuk tercegahnya konflik sosial), preservasi keragaman budaya dan modal sosio-kebudayaan, termasuk perlindungan terhadap suku minoritas.

Pertanian berkelanjutan juga mengembalikan keragaman hayati, selain berdampak pada peningkatan taraf hidup petani kecil, pertanian berkelanjutan juga mengembalikan keragaman hayati. Perubahan ke arah produksi padi dengan metode pertanian berkelanjutan, misalnya System of Rice Intensification (SRI) dan Integrated Pest Management (IPM) sering kali berdampak pada pemulihan fauna, seperti serangga, amfibi, dan ikan-ikan di ekosistem sekitarnya.Saat ini, petani-petani Indonesia melalui organisasi petani juga mulai bekerja sama secara langsung dengan pihak swasta. Muncul potensi besar untuk mengembangkan model bisnis dan penerapan lebih luas dengan dukungan atau bekerja sama dengan perusahaan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan pemerintah. Praktik pertanian berkelanjutan yang terkait pula dengan praktik keragaman hayati sekaligus saling menguntungkan antara perusahaan dan petani. Taraf hidup petani kecil pun meningkat. 


Suci Nur Afeland

Mahasiswi Proteksi Tanaman Universitas Andalas

0 komentar:

Posting Komentar